Profil Striker Chelsea FC

Chelsea Fc adalah salah satu tim hebat di premiere league oleh sebab itu saya memberikan informasi mengenai tim ini.


Sekarang Saya akan memberi informasi Tentang Striker - striker Chelsea FC.

1. Didier Drogba(11)




Pemain yang kembali ke Chelsea pada musim 2014/2015 ini merupakan pemain asal pantai gading yang pada 11 maret 1978 dengan berat 85 kg dan tinggi 185 cm.

Ketika ia mengakhiri kontrak sebelumnya pada tahun 2012, hal itu hanya beberapa minggu setelah ia menceploskan bola ke gawang dari titik penalti ke gawang Bayern Munich untuk membawa Chelsea ke puncak Eropa untuk pertama kalinya.

Sebelumnya ia mencetak gol penyeimbang kedudukan lewat sundulan di final Liga Champions tersebut, yang merupakan gol ke-157nya dari 341 penampilan, yang membuatnya berada di posisi keempat dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub.

Mengenai kontrak barunya, Drogba mengatakan, "Ini adalah keputusan yang mudah - saya tidak bisa menolak kesempatan untuk bekerja bersama Jose lagi. Semua orang tahu hubungan spesial yang saya miliki dengan klub ini dan tempat ini selalu terasa seperti rumah bagi saya."

"Keinginan saya untuk menang masih sama dan saya menantikan kesempatan untuk membantu tim ini. Saya bersemangat untuk menghadapi chapter berikutnya dalam karier saya."

Jose Mourinho mengatakan, "Ia kembali karena ia adalah salah satu striker terbaik di Eropa. Saya
tahu kepribadiannya dengan sangat baik dan saya tahu jika ia kembali, ia tidak dilindungi oleh sejarah atau oleh apa yang telah ia lakukan bagi klub ini sebelumnya. Ia kembali dengan mentalitas untuk membuat sejarah baru."

34 golnya di kompetisi Eropa masih merupakan rekor di Chelsea, begitu juga dengan sembilan golnya di sembilan final ajang piala.

Selama delapan tahun karier pemain Pantai Gading ini di klub, Drogba memenangi tiga gelar Premier League, empat Piala FA, dua Piala Liga dan juga keberhasilan di Liga Champions. Ia mendapatkan gelar Chelsea's Player of the Year dan Players' Player of the Year dan telah memenangi Sepatu Emas Premier League dalam dua kesempatan.

Sejak meninggalkan Chelsea pada 2012, ia telah bermain untuk Shanghai Shenhua dan Galatasaray, dan kembali ke Stamford Bridge musim lalu ketika kami mengalahkan klub Turki tersebut di babak 16 besar Liga Champions.

Ia meneruskan karier internasionalnya dan tampil di tiga pertandingan Pantai Gading di Piala Dunia, membuat total capsnya menjadi 104 penampilan dan 63 gol.

2. Diego Costa(19)

Pemain asal Spanyol ini merupakan Striker yang hebat, lahir pada 7 oktober 1988 dengan tinggi 1,88 m dan berat 81 kg.

Sejak menjadi pilihan utama di Atletico, Costa telah menjadi salah satu striker paling konsisten di Eropa, dengan gol-gol dan penampilannya di sepanjang 2013/14 membawa mantan klubnya tersebut untuk merebut gelar La Liga pertama mereka dalam 18 tahun dan mencapai final Liga Champions.

Kuat dan direct, pemain berusia 25 tahun ini membangun reputasi yang kuat di Spanyol sebagai peneyelesai akhir yang bagus, terutama dalam situasi satu lawan satu, dan mampu mencetak gol dengan kedua kakinya sementara fisiknya juga membuatnya menjadi ancaman lawan di udara. Posisi utamanya adalah striker tengah, dengan kemampuannya untuk berlari di belakang bek lawan untuk membuatnya menjadi sulit untuk dijaga.

Costa mengatakan, "Saya sangat gembira bisa bergabung dengan Chelsea. Semua orang tahu bahwa ini adalah klub besar di liga yang sangat kompetitif, dan saya sangat bersemangat untuk bisa segera memulai segalanya di Inggris dengan pelatih dan rekan-rekan setim yang fantastis. Setelah bermain melawan Chelsea musim lalu, saya tahu saya bergabung dengan sebuah skuat yang berkualitas tinggi."

"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di Atletico yang membuat saya menjadi seorang pemain seperti sekarang ini, masa-masa di sana adalah masa-masa yang luar biasa bagi saya, tetapi sekarang saya memulai petualangan baru dan saya berharap bisa memenangi banyak trofi bersama Chelsea."

Lahir di Brazil, karier profesional Costa dimulai di klub Portugal, Braga, pada Februari 2006. Ia lalu menjalani masa peminjaman di Penafiel di divisi dua sebelum dijual ke Atletico di musim 2006/07. Ia kemudian langsung dipinjamkan kembali ke Braga hingga akhir musim, di mana ia mencetak gol pertamanya bagi klub tersebut dalam kemenangan atas Parma di Piala UEFA.

Selama dua musim berikutnya, ia menjalani peminjaman di Celta Vigo dan Albacete, yang terbukti menjadi periode yang penting dalam perkembangan sang pemain karena ia mendapatkan pengalaman bermain reguler di tim utama dan mengembangkan kemampuan predatornya di depan gawang.

Pada musim panas 2009, Costa dijual ke Real Valladolid, dan meski ia menikmati start yang fantastis di sana dengan mencetak enam gol dalam 12 pertandingan pertamanya, timnya kesulitan di liga dan pada akhirnya harus terdegradasi.

Menjelang musim 2010/11, klausul buy-back dalam kesepakatan kedua klub diaktifkan oleh Atletico dan membuat Costa kembali ke ibukota Spanyol. Namun adanya Sergio Aguero dan Diego Forlan yang menjadi pilihan di depannya membuatnya sulit untuk masuk ke dalam tim.

Cedera Aguero memberikan Costa kesempatan dan, setelah mencetak satu-satunya gol di pertandingan melawan Real Zaragoza, ia mencetak gol ke gawang Sevilla, Getafe, dan Rosenborg. Ia kemudian mencetak hat-trick pertamanya bagi klub dalam kemenangan 3-2 di Osasuna.

Costa absen di separuh pertama musim 2011/12 karena cedera sebelum menghabiskan babak kedua sebagai peminjaman di Rayo Vallecano, di mana ia menikmati masa-masa yang subur di depan gawang, dengan mencetak 10 gol dalam 16 penampilan.

Musim 2012/13 adalah musim di mana ia menasbihkan dirinya sebagai bagian yang krusial dari tim Atletico asuhan Diego Simeone. Kesempatan yang reguler untuk menjadi starter membuatnya bisa menampilan penampilan yang konsisten dan ia mengakhiri musim dengan catatan 20 gol yang impresif.

Costa menjadi figur kunci dalam kesuksesan Atletico merebut Piala Spanyol, di mana ia mencetak tiga gol dalam dua leg semifinal melawan Sevilla dan juga mencetak gol penyama kedudukan saat mereka harus bangkit untuk mengalahkan Real Madrid 2-1 di final. Ia mengakhiri kompetisi tersebut sebagai top skorer dengan delapan gol.

mana gol-golnya menginspirasi Atletico untuk melampaui Real Madrid dan Barcelona untuk memenangkan gelar juara Spanyol.

Dua golnya di hari pembukaan dalam kemenangan 3-1 atas Sevilla seperti menjadi indikasi atas apa yang akan terjadi selanjutnya, dan Costa langsung meneruskannya dengan gol lainnya di pertandingan berikutnya, yaitu dalam kemenangan 5-0 atas Rayo Vallecano.

Empat hari setelah mencetak dua gol dalam kemenangan 2-1 atas Osasuna, ia mencetak satu-satunya gol di pertandingan saat Atletico memberikan pernyataan kuat dengan kemenangan 1-0 atas Real Madrid di Bernabeu.

Pengaruh yang ia berikan tak hanya terbatas di La Liga saja. Ia mencetak empat gol dalam babak grup Liga Champions. Desember menjadi periode yang paling produktif baginya di mana ia mencetak lima gol dalam jangka waktu 10 hari.

Saat Liga Champions dimulai kembali pada Februari, Costa mencetak satu-satunya gol saat Atletico menang 1-0 di kandang AC Milan di babak 16 besar, dan juga mencetak dua gol dalam kemenangan telak 4-1 di leg kedua.

Dengan Atletico kini telah dalam posisi yang bagus untuk menjadi penantang gelar La Liga, ia terus bersinar di kompetisi domestik dengan mencetak gol dalam empat kemenangan secara beruntun di akhir Maret, yaitu ke gawang Espanyol, Real Betis, Granada, dan Athletic Bilbao.

Ia kemudian mencetak gol secara berturut-turut ke gawang Getafe dan Elche, sebelum mencetak gol terakhirnya bagi klubnya tersebut ke gawang Chelsea di leg kedua semifinal Liga Champions.

Atletico memastikan gelar juara Spanyol berkat hasil imbang di hari terakhir melawan Barcelona di Camp Nou, meski secara pribadi, itu adalah siang yang mengecewakan bagi Costa karena ia harus keluar di awal pertandingan karena cedera hamstring yang membatasi partisipasinya di final Liga Champions sesama tim Madrid, dan hanya bermain selama beberapa menit pertama.

Ia mengakhiri kariernya di Atletico dengan catatan 64 gol dalam 134 penampilan.

3. Louc Remy(18)





Pemain ini memang adalah Striker Ketiga Chelsea, namun memiliki visi bermain yang baik. Remy lahir di Prancis pada tanggal 2 januari 1987 dengan tinggi badan 185 cm dan berat 80 kg.

Pemain berusia 27 tahun ini bermain di Premier League untuk Newcastle musim lalu sebagai pinjaman dari QPR. Ia kembali ke Loftus Road pada musim panas ini.

Mengenai bergabung dengan The Blues, ia mengatakan: "Saya merasa sangat gembira dan sangat bangga. Ketika saya mendengar Chelsea ingin merekrut saya, saya langsung mengatakan 'ayo' karena mereka adalah salah satu klub terbaik di dunia. Saya ingat atmosfer yang hebat di Stamford Bridge ketika saya bermain di sana untuk Marseille dan saya tak sabar untuk bermain untuk kali pertama di depan para fans baru saya."

Remy, yang memiliki tinggi 6 kaki, dikenal dengan kecepatannya, insting mencetak golnya, dan keserbabisaannya yang membuatnya juga bisa bermain melebar.

Ia adalah salah satu pemain dari daftar panjang pemain berbakat dari akademi pemain muda Lyon. Ia membuat debutnya di tim utama untuk klub kota tempatnya tinggal tersebut pada 2006 dan bermain untuk mereka dalam dua musim yang diwarnai dua gelar Ligue 1, dan juga merasakan pengalaman bermain di Liga Champions.

Namun, di Nice, setelah sebelumnya dipinjamkan ke Lens, lah Remy muda membangun reputasinya.

Gol-golnya membuatnya pindah ke pesisir selatan, ke Marseille, direkrut oleh mantan pemain Chelsea yang kini melatih timnas Perancis, Didier Deschamps, pada Agustus 2010. Ia mencetak gol pertamanya di Liga Champions di musim pembukanya untuk Marseille dan bermain di dua pertandingan babak grup melawan Chelsea. Ia merupakan top skorer liga mereka dengan 15 gol di musim 2010/11 dan mencetak gol untuk pertama kalinya untuk Perancis musim itu, setelah membuat debut internasionalnya pada Juni 2009.

Dengan Remi rata-rata mencetak satu gol setiap dua pertandingan selama dua setengah tahun di Marseille, Premier League datang memanggil pada Januari 2013 dan ia mencetak dalam debutnya bersama QPR di West Ham. Dari enam golnya dalam 14 pertandingan sebelum akhir musim itu, gol tendangan keras first-timenya dari luar kotak penalti melawan Wigan lah yang paling menyita perhatian. namun dengan Rangers terdegradasi dari divisi utama, ia dipinjamkan di musim 2013/14 ke Newcastle.

Gol ke gawang Chelsea di St James' Park pada November lalu merupakan satu dari 14 gol yang ia cetak di Premier League musim lalu, membantunya mendapatkan tempat di skuat Perancis di Brazil pada musim panas lalu, di mana ia membuat dua penampilan sebagai pengganti.

Ia bermain di dua pertandingan liga pertama QPR musim ini tetapi tidak dalam kekalahan mereka di Piala Capital One dari Burnton Albion sehingga ia masih bisa bermain untuk Chelsea di semua kompetisi.

mungkin itu saja yang dapat saya beritahukan sekian dan terima kasih.

Terima Kasih atas http://indo.chelseafc.com/ dan Google images atas informasi dan gambarnya.

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Sheila Lopita
AUTHOR
30 November 2020 pukul 02.18 delete Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
avatar